Sejarah memberikan pelajaran tentang pola makan vegetarian. Pada perang dunia 1, laut telah diblokade oleh armada Inggris dengan tujuan menghentikan import makanan yang dibutuhkan oleh penduduk Denmark. Saat itu, Negara yang beribu kota di Kopenhagen ini sangat membutuhkan import biji bijian untuk makanan ternak. Agar tidak kelaparan, akhirnya penduduk menjalani pola hidup vegetarian dengan mengkonsumsi biji bijian yang biasanya diberikan pada ternak, sebagai pengganti daging mereka mengkonsumsi kentang, gandum, dedak, sayur sayuran hijau, dan sedikit susu.
Dengan hal itu mereka bisa bertahan hidup dan yang paling mengejutkan adalah dari data statistic menunjukkan terjadi penurunan angka kematian akibat pola hidup vegetarian yang berbeda dari kebiasaan sebelumnya menyantap daging. Terbukti pada perang dunia 1 ini di Kopenhagen angka kematiannya merosot tajam yakni 34% di bawah angka kematian 18 tahun sebelumnya.
Begitu juga ketika pecah perang dunia ke 2,peristiwa yang mirip terjadi di Denmark menimpa Norwegia. Selama lima tahun,persediaan daging di negara tersebut merosot tajam sehingga penduduknya harus tergantung dari produk produk nabati , seperti kentang, biji bijian, sayuran,dan sedikit ikan. Ketika itu angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah menurun drastic. Namun, angka kematian akibat kedua penyakit itu naik kembali seperti semula ketika perang usai dan penduduk Norwegia dapat menikmati kembali makanan hewani.
Di dunia ini ada tiga suku terpencil yang sebagian besar komposisi makanannya terdiri dari tumbuh tumbuhan secara otomatis mereka menjalani pola hidup vegetarian. Mereka adalah suku Hunza di Pakistan Utara, tepatnya di kaki pegunungan Himalaya. Kedua adalah suku Abkhasia di Negara bagian Georgia , bekas Negara bagian Uni Soviet. Ketiga adalah suku Vilkabamba di Ekuador, Amerika Selatan. Disamping kebiasaan hidup mereka yang selalu aktif bekerja tak mengenal kata pension, dan tidak pernah stress, susunan menu vegetarian menjadi factor utama penyebab usia mereka rata rata lebih tinggi daripada semua suku di dunia. Para Ilmuwan yang ingin menyingkap rahasia umur panjang mereka mencurahkan perhatian cukup besar pada suku Hunza. Dr. Jay Hoffman yang meneliti mereka menemukan bahwa makanan suku Hunza sebagian besar berasal dari hasil pertanian. Tiga jenis makanan yang banyak mereka konsumsi diantaranya adalah buah apricot, kacang kedelai, dan gandum.
Buah apricot merupakan salah satu makanan utama yang dimakan mentah pada musim panas. Sebagian lagi dikeringkan diatap rumah untuk persediaan makanan pada musim dingin. Dari biji buah apricot inilah mereka memperoleh minyak yang dapat digunakan untuk menggoreng, mencampur adonan roti, obat, dan penerangan. Buah apricot yang kaya akan vitamin A, Kuprum, Besi, dan Energi inilah yang menjadi factor pendukung umur panjang orang orang suku Hunza. Kacang kedelai yang mereka tanam merupakan sumber nabati untuk memenuhi kebutuhan protein. Mereka mengolahnya menjadi susu, kecambah, dan makanan olahan lainnya yang mereka minati. Kacang kedelai mengandung lecithin yang berkhasiat sebagai obat awet muda, mencegah penyakit jantung koroner, dan mencegah penyumbatan pembuluh darah. Masakan suku Hunza tidak selalu dimasak, tetapi lebih banyak dikonsumsi mentah. Contohnya jagung yang di tempat lain selalu dimasak terlebih dahulu, tetapi oleh mereka dimakan mentah. Sementara itu kebiasaan mereka menyantap makanan, baik buah buahan, sayur sayuran, dan biji bijian merupakan salah satu factor penunjang umur panjang.
sumber : vegetarian, pola hidup sehat berpantang daging-agromedia
Dengan hal itu mereka bisa bertahan hidup dan yang paling mengejutkan adalah dari data statistic menunjukkan terjadi penurunan angka kematian akibat pola hidup vegetarian yang berbeda dari kebiasaan sebelumnya menyantap daging. Terbukti pada perang dunia 1 ini di Kopenhagen angka kematiannya merosot tajam yakni 34% di bawah angka kematian 18 tahun sebelumnya.
Begitu juga ketika pecah perang dunia ke 2,peristiwa yang mirip terjadi di Denmark menimpa Norwegia. Selama lima tahun,persediaan daging di negara tersebut merosot tajam sehingga penduduknya harus tergantung dari produk produk nabati , seperti kentang, biji bijian, sayuran,dan sedikit ikan. Ketika itu angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah menurun drastic. Namun, angka kematian akibat kedua penyakit itu naik kembali seperti semula ketika perang usai dan penduduk Norwegia dapat menikmati kembali makanan hewani.
Di dunia ini ada tiga suku terpencil yang sebagian besar komposisi makanannya terdiri dari tumbuh tumbuhan secara otomatis mereka menjalani pola hidup vegetarian. Mereka adalah suku Hunza di Pakistan Utara, tepatnya di kaki pegunungan Himalaya. Kedua adalah suku Abkhasia di Negara bagian Georgia , bekas Negara bagian Uni Soviet. Ketiga adalah suku Vilkabamba di Ekuador, Amerika Selatan. Disamping kebiasaan hidup mereka yang selalu aktif bekerja tak mengenal kata pension, dan tidak pernah stress, susunan menu vegetarian menjadi factor utama penyebab usia mereka rata rata lebih tinggi daripada semua suku di dunia. Para Ilmuwan yang ingin menyingkap rahasia umur panjang mereka mencurahkan perhatian cukup besar pada suku Hunza. Dr. Jay Hoffman yang meneliti mereka menemukan bahwa makanan suku Hunza sebagian besar berasal dari hasil pertanian. Tiga jenis makanan yang banyak mereka konsumsi diantaranya adalah buah apricot, kacang kedelai, dan gandum.
Buah apricot merupakan salah satu makanan utama yang dimakan mentah pada musim panas. Sebagian lagi dikeringkan diatap rumah untuk persediaan makanan pada musim dingin. Dari biji buah apricot inilah mereka memperoleh minyak yang dapat digunakan untuk menggoreng, mencampur adonan roti, obat, dan penerangan. Buah apricot yang kaya akan vitamin A, Kuprum, Besi, dan Energi inilah yang menjadi factor pendukung umur panjang orang orang suku Hunza. Kacang kedelai yang mereka tanam merupakan sumber nabati untuk memenuhi kebutuhan protein. Mereka mengolahnya menjadi susu, kecambah, dan makanan olahan lainnya yang mereka minati. Kacang kedelai mengandung lecithin yang berkhasiat sebagai obat awet muda, mencegah penyakit jantung koroner, dan mencegah penyumbatan pembuluh darah. Masakan suku Hunza tidak selalu dimasak, tetapi lebih banyak dikonsumsi mentah. Contohnya jagung yang di tempat lain selalu dimasak terlebih dahulu, tetapi oleh mereka dimakan mentah. Sementara itu kebiasaan mereka menyantap makanan, baik buah buahan, sayur sayuran, dan biji bijian merupakan salah satu factor penunjang umur panjang.
sumber : vegetarian, pola hidup sehat berpantang daging-agromedia